KumpulanBerita ANTARA News menyajikan informasi terkini tentang indonesian pearl festival di Indonesia dan dunia
Pembaca yang lahir pada tahun 1980-an mungkin cukup akrab dengan seorang penyanyi yang dijuluki âmutiara dari Selatanâ-nya Indonesia. Tapi, yang akan saya bicarakan di sini bukanlah mendiang Andi Meriem Mattalatta yang cantik dengan suara lembut menawan, dan pernah memanjakan telinga pirsawan Indonesia sepanjang dekade 80 hingga 90-an awal ;. Mutiara dari Selatan yang saya maksud adalah butir mutiara betulan dari Indonesia yang disebut dengan Indonesia South Sea Pearl, dihasilkan oleh kerang tiram laut yang dapat ditemukan di perairan laut lepas tropis hingga sedalam 80 meter. Andi Meriem Mattalatta yang dikenal sebagai biduan âMutiara dari Selatanâ pada akhir tahun 1980 dan awal tahun 1990-an. foto sumber Jika melihat mutiara, terutama yang sudah dipadupadankan dengan perhiasan emas seperti kalung, cincin, dan giwang, maka saya akan teringat dengan almarhumah ibu yang memang senang bersolek. Kalung-kalung dan perhiasan mutiara pernah singgah di beauty case beliau semasa masih hidup, dan terkadang saya suka mengamati aksesoris berharga tersebut. Meskipun almarhumah ibu telah memiliki kalung dan giwang bertahtakan mutiara sejak muda, namun hingga masa tuanya mutiara-mutiara tersebut masih utuh, seolah baru dibeli. Tidak ada goresan, warnanya tidak berubahâtetap putih bersinar padahal sering terkena semprotan parfum, dan selalu berkilau setiap kali terkena cahaya lampu atau pun sinar matahari. Sayang nya sebelum meninggal, berhubung kedua anak perempuannya termasuk saya tidak suka mengenakan perhiasan, maka mutiara-mutiara tersebut telah dijual untuk membiayai pengobatan beliau. Jadi saya tidak punya catatan mengenai perhiasan mutiara yang pernah dimilikinya. Pinctada Maxima Mutiara Laut Selatanâ sungguhan dari Indonesia Saya baru ngeh bahwa perhiasan mutiara yang pernah dikenakan almarhumah ibu bisa jadi merupakan mutiara produksi asli Indonesia, setelah mendapat sedikit wejangan saat acara sosialisasi pra-event 6th Indonesian Pearl Festival 2016 tanggal 13 Oktober 2016 kemarin. Memang, sih, saya juga pernah melihat perhiasan dan hiasan untuk dekorasi rumah yang terbuat dari campuran tiram mutiara pada acara bazar internasional di Paris sekitar enam tahun lalu. Waktu itu, saya bertugas sebagai interpreter untuk stand pedagang Indonesia, yang menjual berbagai produk khas Indonesia. Termasuk di antaranya adalah pedagang perhiasan emas putih, pedagang aksesoris mutiara dan penjual berbagai dekorasi rumah tangga dari kerang tiram mutiara. Namun, setelah dijelaskan mengenai ciri khas mutiara yang dihasilkan dari species kerang tiram Pinctada maxima biasanya berwarna putih kekuningan atau perak dan berhubung ibu saya tidak pernah punya mutiara dengan warna selain itu, maka kemungkinan besar perhiasan mutiara yang pernah dimiliki almarhumah ibu adalah mutiara asli Indonesia. Lapisan cangkang pada spesies Pinctada maxima,tiram penghasil Mutiara Laut Selatan. foto Spesies ini menghasilkan Mutiara Laut Selatan yang mempunyai kemilau terang serta jernih. Pada bibir Pinctada maxima terdapat warna putih keperakan atau emas, maka ada yang disebut gold lipped-oyster dan silver lipped oyster, dengan bobot tubuh kerang mencapai hingga 6,3 kilogram dan besar cangkangnya antara 20 sampai dengan 30 cm. Sementara, bobot mutiara Laut Selatan sendiri bervariasi tergantung ukurannya. Ukuran terkecil, disebut Baby South Sea Pearl, antara 8 hingga 9 milimeter, sedangkan yang terbesar bisa mencapai 20 mm. Mutiara Laut Selatan yang lazim ditemukan berwarna putih keperakan atau emas. foto sumber dokumen Kemenperindag Beberapa sumber menyebutkan pamor Mutiara Laut Selatan sempat naik daun pada era Ratu Victoria di tahun 1800-an terutama di Eropa, apalagi saat itu mutiara dihasilkan secara alami dari kerang tiram Pinctada maxima dan bukan dari hasil pembibitan. Mutiara Laut Selatan digemari oleh kalangan ningrat karena lapisan kulit pembungkusnya yang tebal, menghasilkan kilau yang berbeda dari mutiara kebanyakan, serta konon warnanya dapat berubah-ubah sesuai cahaya yang meneranginya. Warna yang sering kali dipantulkan dari kemilau cahaya Mutiara Laut Selatan bisa putih keperakan atau keemasan, tapi bisa juga berubah menjadi lebih pinkish merah muda, bahkan bisa agak kebiru-biruan. Bagan pembagian warna-warna yang terdapat pada kilau Mutiara Laut Selatan. sumber bahan materi lomba blog, Usaha Budidaya Mutiara Indonesia. Habitat Pinctada maxima terletak di sepanjang laut dalam beriklim tropis mulai dari Myanmar, Thailand, Indonesia, hingga ke Filipina dan pantai utara Australia. Perairan Indonesia, terutama di Maluku, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua, merupakan habitat terbaik spesies tiram ini karena kemurnian airnya menjadi lingkungan berkembang biak yang baik untuk menghasilkan mutiara berkualitas tinggi. Karena kualitas yang tinggi itulah, selain warna putih keperakan, emas, dan pinkish, mutiara Laut Selatan paling sempurna adalah Imperial Gold Pearl. Mutiara jenis ini hanya bisa dihasilkan oleh tiram mutiara di perairan Indonesia yang masih murni pristine water, disebut-sebut sebagai Ratu Mutiara Laut Selatan. Imperial Gold Pearl, Ratu-nya Mutiara Laut Selatan yang berwarna keemasan, disebut sebagai mutiara berkualitas paling tinggi di antara mutiara lainnya. foto dokumen Kemenperindag Proses Terjadinya Mutiara Mutiara terbentuk secara alami sebagai reaksi atas proses pertahanan diri kerang tiram menghadapi benda asing yang masuk ke dalam cangkangnya. Sebagai hewan bertubuh lunak bivalve mollusk atau moluska berkulit ganda, kerang tiram mempunyai kulit yang melindungi sekujur tubuhnya dari bahan yang sangat keras dan berfungsi sebagai rumahâ-nya. Benda asing yang masuk ini bisa berupa plankton, ikan kecil, pasir atau hewan parasit. Kerang tiram lalu akan bereaksi dengan mengeluarkan cairan sekresi berwarna kecoklatan yang disebut conchiolin. Cairan ini mengandung zat protein berserat yang akan menjadi lapisan bagian dalam dari cangkang atau kulit kerang tiram. Setelah itu, benda asing tadi yang telah disemprot cairan conchiolin akan diselimuti oleh zat yang lebih keras disebut nacre baca neker secara berlapis-lapis, direkatkan oleh sekresi conchiolin antara satu lapisan dengan lapisan yang lain membentuk ribuan lapisan nacre sehingga membentuk satu butir mutiara padat. Lapisan nacre terbuat dari bahan kristal aragonit, yang mengandung unsur kalsium karbonat CaCO3, menjadikan mutiara bersifat padat serta keras. Kita bayangkan sendiri tulang kita yang tidak mudah patah apabila rutin mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan kalsium. Begitu pula dengan sifat kristal yang tidak mudah hancur kecuali disinari dengan api pijar yang sangat panas > 1000 derajat Celcius. Kristal aragonit ini tersusun secara simetris pada setiap lapisannya, sehingga menciptakan efek prismatik atau berkilau pada saat terkena cahaya. Butir mutiara yang terbentuk dalam sebuah kerang tiram tidak akan sama dengan mutiara lainnya karena terbentuk melalui proses biologis yang melibatkan berbagai zat kimia alami. Oleh sebab itu, bahasa Latin untuk mutiara adalah margarita, yang artinya unik. Kualitas mutiara tergantung pada makanan untuk kerang tiram, air laut sebagai habitatnya apakah cukup oksigen atau tidak, lalu arus pada air laut itu sendiri apakah cukup kencang atau tidak, dan sebagainya. Berhubung kuantitas Mutiara Laut Selatan yang alami sudah semakin sedikit akibat polusi, degradasi lingkungan dan faktor regresif lainnya, maka Mutiara Laut Selatan yang kini banyak ditemukan sebagian besar merupakan mutiara hasil pembibitan budidaya. Pada video ini dapat kita saksikan proses terbentuknya mutiara secara alami video dalam bahasa Inggris, ya đ , tapi maknanya kurang lebih sama seperti yang saya jelaskan di atas Mutiara Budidaya dan Produksinya Meskipun kini sudah semakin banyak mutiara yang dihasilkan dari program pembibitan atau budidaya, tetap saja dalam proses pembuatan mutiara harus melibatkan tubuh si tiram, karena hanya tiram itulah yang mampu memproduksi zat-zat yang diperlukan dalam kadar yang cukup untuk membentuk sebutir mutiara. Itulah kekuasaan Tuhan dan misteri alam semesta yang mana manusia belum mampu menciptakan mutiara di luar tubuh si tiram . Proses budidaya mutiara dimulai sejak insersi nukleus ke dalam tubuh tiram dewasa hingga panen terbentuknya mutiara memakan waktu 6 24 bulan. sumber dokumen Kemenperindag Jika dalam proses pembuatan mutiara alami, benda asing yang menginvasi tubuh tiram datang dengan sendirinya, maka untuk mutiara budidaya, campur tangan manusia terletak pada proses insersi si benda asing dari kulit tiram itu sendiri. Benda asing yang dimasukkan juga tidak bisa sembarangan, melainkan berupa nukleus mutiara dan lapisan jaringan lunak dari tubuh si tiram. Proses pembentukan benda asing yang dimasukkan tersebut hingga menjadi mutiara memakan waktu 6 bulan hingga 2 tahun. Untuk lebih jelasnya, yuk kita simak video penjelasan di bawah ini Teknik ini ditemukan oleh seorang peneliti Jepang bernama Kokichi Mikimoto pada akhir tahun 1800-an. Teknik ini lalu dipatenkan pada tahun 1916, dan bisa diterapkan baik di air asin maupun air tawar. Orang-orang Jepang pun mulai tertarik untuk berinvestasi mutiara budidaya di Indonesia, terutama di Maluku, Sulawesi Selatan dan Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Lombok dan Lampung. Maka itu masih banyak yang mengira, bahkan orang Indonesia juga, bahwa mutiara merupakan produk dari Jepang. Padahal, kenyataannya mutiara-mutiara dibeli dengan sangat murah oleh para pedagang asing langsung di tempat ternak budidaya lalu dijual kembali di negaranya dengan harga tinggi. Lokasi pengembangan tiram Pinctada maxima penghasil South Sea Pearl di Indonesia. sumber dokumen KKP Harga mutiara ditentukan oleh lima ciri yang dimiliki mutiara tersebut, yaitu Ukuran butir mutiara Warna mutiara Bentuknya apakah oval, bulat, trapesium, dll Kilau yang dihasilkan, sering disebut luster Ada bintik atau tidak Kelima ciri ini akan menentukan mutu produk sebutir mutiara yang dikategorikan ke dalam empat kelas, yaitu Kelas Top Quality tanpa bintik dan kilaunya bersinar/high luster, Kelas A sedikit bintik nyaris tidak ada, dan high luster, Kelas B bintik sedikit saja, high luster, dan Kelas C bintik banyak, high atau medium luster Kelas atau grade mutiara yang menentukan mutu dan harga produknya. sumber dokumen KKP Berdasarkan literatur yang saya baca, harga mutiara South Sea Pearls untuk Kelas A berkisar antara Rp 3 juta sampai dengan Rp 10 juta, tergantung disain perhiasan yang digunakan. Sementara mutiara kelas C, disebut mutiara low-grade, harganya bisa ditekan hingga sekitar Rp 200 ribu saja. Dukungan Pemerintah Terhadap Bisnis Mutiara di Indonesia Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kabinet Kerja yang ditunjuk oleh Presiden Jokowi, yaitu Ibu Susi Pudijastuti, menegaskan bahwa bisnis di sektor mutiara merupakan salah satu sektor yang menjadi andalan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini berdasarkan fakta bahwa bisnis berdagang mutiara mengalami angka pertumbuhan yang terus meningkat, dengan nilai perdagangan mencapai 31,2 juta USD pada tahun 2015. Nilai ekspor mutiara South Sea Pearl dari Indonesia paling banyak ke Jepang. sumber data dokumen Kemenperindag. Negara tujuan utama ekspor Mutiara Laut Selatan dari Indonesia yaitu adalah Jepang untuk mutiara alami dan hasil budidaya, disusul Australia dan Hong Kong. Daerah-daerah penghasil mutiara yang menjadi sumber ekspor antara lain dari provinsi Bali dan DKI Jakarta, disusul Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Sulawesi dan Papua. Sementara itu, permintaan pasar dunia akan mutiara lebih banyak yang berminat pada produk mutiara hasil budidaya dengan nilai perdagangan yang ditaksir mencapai 3 juta USD pada kurun waktu 2001 hingga 2005. Permintaan pasar dunia terhadap ekspor mutiara, terutama mutiara hasil pembibitan budidaya dengan taksiran nilai perdagangan mencapai 3 juta USD. sumber dokumen Kemenperindag Namun, yang perlu ditekankan tentunya dari sektor ini adalah semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang terserap, baik itu tenaga ahli maupun para pembudidaya. Untuk itu, demi membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pengusaha Indonesia dan investor asing untuk saling membangun relasi bisnis mutiara, Indonesia akan mengadakan lagi Festival Mutiara Indonesia, 6th Indonesian Pearl Festival 2016, pada tanggal 9 hingga 13 November 2016 yang akan datang di Jakarta. Baca tulisan saya yang ini Sosialisasi Indonesian Pearl Festival 2016. Produksi mutiara South Sea Pearls dari Indonesia merupakan yang terbesar di dunia, jauh mengungguli Australia. sumber dokumen Kemenperindag Maka itu, belilah mutiara Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan negara penghasil South Sea Pearl terbesar di dunia. Mari kita perkenalkan dengan bangga kepada dunia bahwa Indonesia merupakan habitat alami yang sangat cocok bagi pembudidayaan Mutiara Laut Selatan, atau South Sea Pearl, yang dihasilkan melalui kerang Pinctada maxima, dan bukan dari Australia atau Jepang seperti yang selama ini sering kita dengar dari media luar negeri. Seperti yang dikatakan Ibu Susi dalam acara sosialisasi di Gedung Mina Bahari III, âBuy Indonesian pearl. Katanya Indonesian pearl salah satu yang terbaik di dunia. Saya tahu ini malah dari orang Amerika. Kalau bagus, semua orang pasti akan kenal,â tandasnya. *** Referensi bacaan Miris, Masa Depan Mutiara Terbaik dari Indonesia Menteri Susi Anjurkan Masyarakat Beli Mutiara Asli Indonesia Harga Mutiara Pasaran Dunia, Semakin Naik Tahun Depan Dokumen KKP dan Kemenperindag
Secondarymarket tickets for Pearl Jam are already averaging $460 across all of their scheduled performances, with the highest demand in cities like New York City, Toronto, and Hampton, Virginia
Indonesian South Sea Pearl ISSP, yang merupakan mutiara asli Indonesia harus lebih diperkenalkan kepada peminat mutiara dunia. JIka sudah dikenal dan mendunia, maka akan menjadi komoditi yang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan komoditas mutiara laut selatan yang sudah dikembangkan masyarakat akan menjadi sumber ekonomi baru di tanah air. âSaya yakin jika dikenalkan lebih lagi, dunia akan mengenal Indonesian sebagai penghasil south sea pearl. Ini PR kita bersama, PR KKP, stakeholder, asosiasi, dan para desainer mutiara,â tutur Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, saat membuka pemeran Indonesian Pearl Festival IPF di Jakarta, beberapa waktu lalu. Susi berharap, ISSP dapat mendunia dan lebih dicintai masyarakat dunia dan menjadi kebanggaan dan sumber ekonomi baru di Indonesi. Mutiara asli Indonesia ini memiliki potensi yang bagus untuk pasar dunia. âKarena itu saya minta para desainer mutiara untuk menampilkan desain yang mengikuti zaman dan kreatif. Desain yang mengikuti zaman dan yang kreatif akan membuat lebih banyak orang mengenal dan mencintai mutiara,â kata Susi. Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan PDSP KP Nilanto Perbowo mengharapkan agar penyelengaraan acara IPF 2016 yang berlangsung selama lima hari ke depan dapat memberikan edukasi langsung kepada masyarakat mengenai ISSP. âKami harapkan perdagangan mutiara yang besar bisa diadakan secara rutin di Indonesia. Kami berharap IPF mampu memberikan kontribusi bagi perekonomian bangsa Indonesia," kata Nilanto. Nilanto mengatakan, Indonesian Pearl Festival IPF 2016 diselenggarakan pada 9-13 November 2016 di Lippo Mall Kemang, Jakarta bertujuan memperkenalkan ISSP yang menjadi komoditi potensial baik di pasar domestik maupun internasional. Mutiara asli Indonesia tersebut diharapkan bisa menguasai pasar dunia. Idt
Lombok Sumbawa Pearl Festival (LSPF) 2015 kini sedang berlangsung di Hotel Santosa kawasan Senggigi, Lombok Barat, Sumbawa Barat (NTB) dari tanggal 18 Agustus - 16 September 2015.
JAKARTA â Indonesia Festival atau yang biasa disebut IndoFest 2016 adalah salah satu cara menyapa warga Australia Selatan lewat budaya dan seni bernuansa Wonderful Indonesia. âIndofest adalah festival Indonesia terbesar di Australia. Terbesar juga di belahan selatan bumi. Eventnya sangat bagus karena menyatukan budaya dua bangsa,â kata Dubes RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema di Adelaide. Event itu adalah kerja bareng antara Kementerian Pariwisata yang dipimpin Menpar Arief Yahya, bersama Kedutaan Besar RI KBRI di Australia dan The Australian-indonesia Association. Jadi ada dua kegiatan yang dipusatkan di Adelaide. OzAsia, even seni budaya terbesar di Australia Selatan dan IndoFest 2016. Masyarakat lokal Adelaide hingga pejabat-pejabat Australia, terkagum-kagum dengan seni budaya Indonesia, minggu 25/09/2016 kemarin. Dua kegiatan dengan dua misi penting yang harus dilakoni. Ujungnya tetap sama, mempromosikan pariwisata dan segala kelebihannya ke Indonesia. Misi pertama, menyerangâ Australia Selatan dengan kampanye seni budaya. Waktunya, pagi sampai sore hari. Misi kedua, all out berpromosi pariwisata di OzAsia 2016. Rentang waktunya, sore sampai menjelang tengah malam waktu Adelaide, Australia. âDua-duanya event besar. Sangat sayang kalau dilewatkan begitu saja,â terang Vinsensius Jemadu, Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran Asia Pasifi Kementerian Pariwisata, Senin 26/09/2016. Ucapan VJ, sapaan akrab Vinsensius Jemadu, akhirnya terbukti. Dua-duanya ramai diserbuâ warga Adelaide. Di pagi hingga sore hari, banyak yang tak ingin melewatkan IndoFest, sebuah festival yang menyuguhkan potret Indonesia mini. Dari mulai kuliner hingga seni dan budaya, semua ada. Saking atraktifnya, tak hanya ribuan warga Adelaide saja yang hadir. Pejabat-pejabat Australia juga banyak yang menyempatkan diri menyaksikan acara akbar tersebut. Dari Indonesia, ada Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema, Konjen RI untuk New South Wales, Quenssland dan South Australia, Yayan GH Mulyana serta Asdep Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik, Vinsensius Jemadu. Australia malah lebih heboh lagi. Menteri Urusan Budaya, Zoe Bettison, sampai diutus Menteri Utama Jing Lee untuk menyaksikan acara ini. Di IndoFest 2016, Zoe didampingi Gubernur Australia Selatan Hieu Van Le AO serta Walikota Adelaide, Martin Haese. Saking akbarnya agenda ini, lokasi yang dipilih pun sangat strategis. Letaknya ada di jantung kota Adelaide. Bangunan-bangunan bersejarah dan dihormati seperti Government House, National War Memorial, Migration Museum, Art Gallery hingga South Australian Museum, mengapit rapat Indofest 2016. Yang lalu lalang di kawasan ini, hampir bisa dipastikan akan melewati dan menyaksikan IndoFest 2016. Tak heran, acaranya pun heboh. Dari mulai anak-anak hingga orang lanjut usia, seperti tak pernah berhenti hilir mudik, menyaksikan serta mencicipi beragam kuliner serta seni budaya asal Indonesia. Pengunjung terlihat antusias menyaksikan musik, live band dan kesenian dari Aceh hingga Papua. Dari mulai angklung, Ega Robot Ethnic Percussion Jawa Barat, Tari Jejer Banyuwangi, perang adat Lombok yang disajikan lewat Tari Peresean, Tari Kecak Bali, Tari Pangkur Sagu Papua hingga kostum karnaval yang diperagakan Malang Amore Carnival, semua ada. âTernyata kesenian Indonesia sangat beragam. Bagus-bagus. Selama ini saya tahunya hanya Bali. Acara ini benar-benar membuka cakrawala baru tentang Indonesia,â terang Craig Cook, warga Victoria Park, Adelaide. Satu kesenian lainnya juga tak kalah wow-nya. Namanya ondel-ondel. Lantas apa sih yang membuatnya istimewa? Terlihat wow? Terlihat tak biasa? Yang pertama, ukurannya. Dari segi ukuran, ondel-ondel itu terbilang cukup besar. Tingginya sekitar 3 meter. Yang kedua, sisi emosionalnya. Ternyata, pembuatan ondel-ondel raksasa tersebut didanai sepenuhnya oleh Pemkot Adelaide. Desainnya pun dibuat desainer Australia. âIni benar-benar penghargaan besar yang dipersembahkan pemerintahan Australia untuk Indonesia. Semua respek dengan budaya kita. Mahasiswa-mahasiswa Flinders Universty sampai ikutan mengenakan batik dan menyanyikan beberapa lagu Indonesia. Ini kan luar biasa,â tambah Dubes Nadjib. Komentar pejabat-pejabat Australia? Tak kalah positifnya dengan Dubes Nadjib. Gubernur Hieu Van Le misalnya. Dia bahkan tak ragu menyebutkan bahwa dirinya adalah fans setia IndoFest sejak pertama kali sembilan tahun silam. âKemasan acaranya sangat bagus. Yang diangkat budaya. Saya termasuk fans setianya karena lewat acara ini hubungan baik antara masyarakat Australia dan Indonesia bisa terjalin. Wujud kerjasama people-to-people,â katanya. Menteri Zoe Bettison juga tak mau ketinggalan. Dengan Bahasa Indonesia yang lumayan lancar, wanita berkacamata itu menyampaikan bahwa inilah komitmen Australia Selatan untuk mendukung hubungan baik dengan Indonesia. âKekayaan seni budaya Indonesia telah menambah warna multikulturalisme di sini. Karenanya pemerintah Australia Selatan berkomitmen memberikan bantuan dana $ setiap tahunnya untuk penyelenggaraan IndoFest," katanya.
MenteriEdhy-Menteri Teten Ngobrol Santai Soal Sinergi KKP & Kemenkop UKM
Mutiara sejak dulu menjadi primadona. Tapi tahukah kita bahwa produksi mutiara terbesar dan terindah berasal dari perairan Indonesia? Yuk, kenal lebih jauh dengan Indonesian South Sea Pearls! Pasar dunia saat ini didominasi empat tipe mutiara, yaitu Mutiara Air Tawar Fresh Water Pearls yang banyak diproduksi di China; Mutiara Akoya dari perairan Jepang dan China; Mutiara Tahiti yang berwarna hitam Tahitian Pearls dan South Sea Pearls atau Mutiara Laut Selatan. South Sea Pearls merupakan tipe mutiara besar yang indah dan langka. Mutiara ini dihasilkan oleh tiram mutiara raksasa, Pinctada maxima, yang hidup di Samudera Hindia yang hangat. Habitatnya membentang dari perairan Barat Laut Australia, perairan Nusa Tenggara, perairan Sulawesi dan Papua, terus ke Utara hingga perairan Filipina dan Myanmar. Tak heran, produsen South Sea Pearls di dunia internasional adalah Indonesia, Australia dan Filipina. Pinctada maxima, Si Penghasil South Sea Pearls Indonesian South Sea Pearls. Sumber Halaman Indonesian Pearl Festival 2016 di facebook. Tiram raksasa ini rentan terhadap penyakit dan stres sehingga hanya bisa hidup di perairan yang terjaga kelestariannya. Jika alam dirusak, tiram ini enggan menghasilkan mutiara. Alangkah ruginya kita bila hal seburuk itu terjadi. Dulunya tiram raksasa ini dipanen secara alami yaitu dengan cara diburu langsung di lautan oleh penyelam-penyelam yang luar biasa kuat dan hebat. Tak jarang perburuan ini mengorbankan nyawa para penyelam. Sudah tentu hasilnya merupakan mutiara paling alami dan mengagumkan serta mahal harganya. Kini, Indonesian South Sea Pearls lebih banyak dihasilkan dari pembubidayaan tiram raksasa. Tidak lagi bergantung semata pada produksi alami, namun dengan rekayasa berupa penanaman nucleus ke dalam tubuh tiram. Nucleus yang dimasukkan berupa potongan kecil mantel dan lapisan dalam cangkang tiram donor. Potongan ini akan dibalut oleh tiram dengan cairan sekresi, yang terdiri dari kalsium karbonat, selapis demi selapis hingga membentuk butiran mutiara. Tujuan tiram melapisi nucleus tadi sebenarnya adalah untuk melindungi dirinya yang berupa daging lembut, agar tidak terluka oleh benda asing. Menilai Kualitas Indonesian South Sea Pearls Indonesian South Sea Pearls dikenal karena ukuran dan warnanya yang indah. Ukurannya lebih besar dari tipe mutiara yang lain dengan opalescence keovalan bernada tenang calm. Selain warnanya yang putih perak dan krem keemasan, Indonesian South Sea Pearls juga dihiasi dengan tone warna merah muda, biru dan hijau. Wow...cantik sekali pastinya, ya? Mutiara yang berkualitas tinggi dinilai dari enam aspek, yakni nacre, luster, surface, shape, color dan size. Nacre adalah lapisan yang membentuk mutiara. Makin tebal nacre, makin bagus kualitas mutiara. Luster adalah ukuran kualitas dan kuantitas cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mutiara. Luster yang baik adalah yang tajam dan terang. Artinya kita dapat melihat pantulan diri yang jelas saat melihat mutiara dari dekat. Jika mutiara memantulkan bayangan yang keruh atau buram, berarti luster-nya kurang baik. Surface mencerminkan kondisi permukaan mutiara yang tak bernoda dan tak ada retakan. Meskipun tak ada mutiara yang 100% flawless tanpa noda, namun disepakati bahwa ada mutiara dengan kilau sempurna. Shape atau bentuk. Makin bulat sempurna, makin bagus. Namun mutiara dengan bentuk tak bulat sempurna baroque dan semi-baroque pun memiliki pesona tersendiri. Color atau warna. Ini berkenaan dengan selera. Konon orang Eropa lebih menyukai mutiara berwarna putih. Kalau saya pribadi tertarik dengan mutiara keemasan. Size atau ukuran. Makin besar makin bagus. Ukuran dihitung dengan satuan milimeter pada diameter mutiara. South Sea Pearls terbesar yang pernah ada berdiameter 20 mm 2 cm. Sedangkan ukuran diameter yang umum berada di pasaran berkisar pada 6,5 - 7,0 mm. Butuh waktu selama 2-4 tahun untuk memproduksi satu butir mutiara. Pantas saja jika harga mutiara yang sempurna itu sangat mahal. Tantangan yang Dihadapi Indonesian South Sea Pearls Di negara tercinta ini tercatat ada 12 propinsi yang menjadi lokasi pembudidayaan, yakni Sumatera Barat, Lampung, Bali, NTB, NTT, Papua Barat di wilayah perairan Raja Ampat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara dan Maluku. Lokasi pembudidayaan Pinctada maxima di Indonesia. Sumber Halaman Indonesian South Sea Pearls di facebook. Sekitat 70% South Sea Pearls yang beredar di pasaran perdagangan internasional sebetulnya berasal dari Indonesia. Sayangnya, banyak yang dibajak di luar negeri dengan cara diberi brand lain, sehingga tidak tercatat sebagai Indonesian South Sea Pearls. Hmmm...lagi-lagi kekayaan kita diatasnamakan milik orang lain. Sedih, ya? Inilah tantangan Indonesian South Sea Pearls di dunia internasional. Tantangan di dalam negeri justru datang dari citra Indonesian South Sea Pearls sendiri sebagai barang mewah dan mahal. Masyarakat Indonesia masih lebih menyukai mengoleksi perhiasan yang berasal dari batu-batuan daripada mutiara. Tantangan berikutnya adalah masuknya mutiara imitasi dari China yang harganya jauh lebih murah daripada Indonesian South Sea Pearls. Edukasi dan penyampaian informasi secara lebih luas, khususnya melalui media sosial, rasanya mendesak untuk dilakukan. Kegiatan offline seperti Indonesian Pearl Festival 2016 pun layak untuk diselenggarakan secara terus-menerus Kita bersyukur, di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang merupakan salah satu pusat pembudidayaan dan pasar mutiara, telah dibangun Rumah Mutiara Indonesia. Rumah Mutiara semacam ini hanya ada di beberapa tempat saja di dunia, yakni di Australia, Hong Kong China, Filipina dan Jepang. Rumah Mutiara Indonesia adalah sebuah tempat bagi bertemunya pedagang dengan pembeli, tempat edukasi mengenai permutiaraan, serta diharapkan dapat menjadi balai lelang mutiara. Sebuah proyek milik Kementerian Kelautan dan Perikanan yang besar dan berharga. Diharapkan, Rumah Mutiara Indonesia yang letaknya berdekatan dengan Bandara Internasional Lombok ini dapat melaksanakan perannya dengan baik. Potensi Indonesian South Sea Pearls Potensi Indonesian South Sea Pearls sungguh besar. Integrasi dari hulu ke hilir sangat penting dilaksanakan segenap pelaku pasar. Ditetapkannya SNI untuk mutiara merupakan salah satu langkah strategis untuk mencapainya. Masa depan cerah bagi Indonesia South Sea Pearls bukan hal yang mustahil. Namun cepat-lambatnya tergantung pada kemauan dan kemampuan kita sendiri. Bahan bacaanIn2015, the Yakushi Pearl Award was established to award the most brilliant performer. In 2016, the Japan Society (organiser of Japan Cuts festival) from New York City established the JAPAN CUTS Award for films with exceptional excitement and creativity, mainly for Japanese independent films and films screened by Indie Forum. Untuk keenam kalinya, Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP akan menggelar pameran mutiara bertajuk Indonesian Pearl Festival IPF. Acara yang digelar setiap setahun sekali pada bulan November ini disosialisasikan dalam sebuah pra-event yang mengundang para wartawan, blogger, fotografer, disainer serta para nelayan dan pedagang dari seluruh Indonesia pada hari Kamis, 13 Oktober 2016 yang lalu di Gedung Mina Bahari III, Jakarta. Sosialiasi pra-event dengan mendatangkan berbagai kalangan ini, selain untuk menyebarkan informasi mengenai pameran, juga untuk mengumumkan berbagai jenis lomba yang diselenggarakan KKP. Lomba-lomba yang berkaitan dengan IPF ini ada lomba menulis blog, lomba fotografi, dan lomba disain aksesoris, yang mengangkat tema âMenguak Tabir Indonesian South Sea Pearlsâ. Ibu Susi Pudjiastuti berdiri, Menteri Kelautan dan Perikanan dalam acara sosialisasi pra-event Indonesian Pearl Festival 2016 di Gedung Mina Bahari III, 13 Oktober 2016, Jakarta. foto Selain itu, masih berkaitan dengan IPF, akan dilaksanakan juga forum bisnis bagi para investor dan businessmen bertajuk Sharpening Fisheries Business Work for Everyone. Forum ini dimaksudkan menjadi jembatan antarpelaku sektor usaha kelautan dan perikanan, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, diharapkan juga forum tersebut akan menarik para investor untuk berbisnis mutiara di Indonesia. Ibu Susi Pudjiastuti, Menteri KKP, juga turut hadir pada pra-event IPF yang berlangsung mulai dari pagi hari sebagai pembicara utama. Menteri yang dikenal dengan penampilan nyentriknya serta kelugasannya dalam berbicara mengemukakan bahwa nilai perdagangan bisnis mutiara di Indonesia meningkat setiap tahunnya hingga ke angka 31,2 juta USD pada tahun 2015. Fakta ini memberikan manfaat terhadap meningkatnya jumlah tenaga kerja yang bergelut di bidang ini, yaitu sekitar 53 ribu orang pekerja dengan 200 orang di antaranya adalah tenaga ahli WNI. Jumlah pelaku usaha mutiara lainnya, seperti pembudidaya, eksportir, pengecer dan pengrajin yang tercatat ada sekitar 88 orang. Performa ekspor mutiara Indonesia selama empat tahun terakhir mengalami peningkatan. foto sumber dokumen KKP Agar semakin banyak perusahaan yang berminat untuk terjun ke bisnis mutiara, maka Ibu Susi meminta para pengusaha untuk membuat company profile yang jelas dengan aset yang transparan, karena biasanya bank justru lebih tertarik memberikan hibah atau pinjaman dana ke perusahaan-perusahaan yang memiliki aset dan prospek besar. Bahkan, Presiden Jokowi menetapkan sektor perikanan dan kelautan, termasuk berbisnis mutiara, sebagai sektor andalan pemerintah untuk pertumbuhan ekonomi nasional. KKP berkomitmen untuk mendukung bisnis di sektor ini dengan total anggaran mencapai 5 Trilyun rupiah. Briefing bagi para peserta lomba IPF 2016, menghadirkan di antaranya Ibu Nelia Suhaimi selaku ketua Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia. foto Setelah peresmian pra-event, acara dilanjutkan dengan briefing para peserta lomba blog, foto dan disain di ruangan terpisah. Dihadiri sekitar 100 orang blogger, fotografer dan disainer, acara ini juga menjadi ajang tanya jawab dengan para pelaku bisnis mutiara yang diwakili oleh Ibu Nelia Suhaimi dari Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia ASBUMI. Setidaknya, peserta bisa mempunyai gambaran lebih jelas mengenai mutiara yang berkualitas baik, yaitu yang berumur sedikitnya 4 tahun di bawah permukaan air laut. Berikut ini enam unsur yang menentukan sebutir mutiara berkualitas baik Bentuk yang bulat sempurna Kilau cahaya yang dipantulkan Permukaannya mulus Warna Ukuran Harga jual Mutiara hasil budidaya yang di-display selama acara pra-event IPF 2016. Ada 6 unsur yang menentukan kualitas sebutir mutiara. foto Pameran IPF 2016 akan dilaksanakan mulai tanggal 9 hingga 13 November 2016 di Lippo Mal Kemang, Jakarta. Selama berlangsungnya pameran nanti, para pengunjung dapat memanfaatkan berbagai sesi untuk menambah pengetahuan tentang mutiara, seperti Klinik Mutiara dan Focus Discussion Group. Para pebisnis dan pedagang mutiara juga dapat turut berpartisipasi dalam acara lelang mutiara. Teman-teman bisa memantau berita mengenai acara IPF 2016 ini di laman Facebook, Twitter dan Instagram Indonesian Pearl Festival 2016. Ayuk kita ramaikan hajatan IPF 2016 dan menambah pengetahuan kita untuk menguak tabir mutiara laut selatan dari Indonesia! ***
Maritime Affairs and Fisheries Minister Susi Pudjiastuti officially opened the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11. JG Photo Jakarta. The Ministry of Maritime Affairs and Fisheries launched the sixth Indonesian Pearl Festival at Lippo Mall Kemang in South Jakarta on Wednesday 09/11, showcasing pearl jewelry produced by the local Susi Pudjiastuti, who officially opened the festival, said she considered the event as an opportunity for the industry to promote locally produced pearls to Indonesians because buyers are still mainly from foreign countries."There will be an auction today and we hope it will make South Sea pearls more popular in Indonesia and not only in other countries to where it is exported. There is also a reason this event is held in a mall, to make visitors understand that pearls are not expensive," Susi event is also aimed at encouraging Indonesians to get to know more about locally made pearls instead of buying imported products. Indonesia is among the largest exporters of South Sea pearls in the world and it produces nearly 12 tons annually. Australia, the Philippines and Burma are the other major producers of is the world's largest exporter of freshwater pearls, at 1,500 tons annually. On the other hand, Akoya pearls are mostly produced in Japan and China, at between 15 tons and 20 tons per year, while Tahiti is the top producer of black pearls at between 8 tons and 10 tons to Susi, Indonesia exported tons of South Sea pearls worth $ million in 2015, thanks to 28 corporations and 88 registered producers."This means Indonesia has supplied more than 50 percent of the world's South Sea pearls," Susi is mainly based in West Sumatra, Lampung, Bali, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, North Sulawesi, Southeast Sulawesi, Central Sulawesi, Maluku, North Maluku, and West pearl industry contributes to job creation in Indonesia employing up to 53,000 festival is also supported by the Indonesian Pearl Culture Association and the Women's Association. It was attended by West Sumatra Governor Irwan Prayitno, guest celebrity Nadine Chandrawinata, ambassadors from neighboring countries and representatives of government ministries and female civil servant the opening ceremony, prizes were given to winners of photography, blogging and jewelry design festival will continue until Sunday, showcasing a pearl auction, a talk show followed by a focus group discussion, photography workshop, fashion show and a seminar for high-school Mall Kemang deputy director Lanny Kuputri said she was glad to support the event to promote local products. She also considered educational events, such as the talk show and seminar, important to visitors."Educating the public about South Sea pearls is a must, so that they will better appreciate the local product. Many people don't know how to choose high-quality pearls and end up buying expensive or even fake pearls," Lanny said. Tags Keywords
25Likes, 2 Comments - Indonesian Pearl Festival 2019 (@indonesiapearlfestival) on Instagram: "Indonesia Penghasil Mutiara Laut Selatan Terbesar Dunia#ipf2016 #indonesiansouthseapearls"
Souvenir Indonesia, Indonesian South Sea Pearls- Ada yang pernah dengar ini? Indonesian South Sea Pearls? Ga pernah? Yap, sama. Saya juga sebelumnya ga pernah dengar sama sekali nama Indonesian South Sea Pearls ini, sampai saya ikut pre event 6th Indonesian Pearl Festival 2016 pada 12 Oktober 2016 lalu di gedung Mina Bahari Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP. Acara yang dibuka dan disambut langsung oleh ibu Menteri Susi Pudjiastuti ini benar-benar membuka wawasan. Saya baru tahu kalau Indonesia punya potensi kekayaan laut selatan yang luar biasa, selain ikan dan kawan-kawannya. Mutiara. Ya, ternyata Indonesia punya potensi mutiara laut yang tak terduga. Ibu mentri KKP, Susi Pudjiastuti Indonesia merupakan salah satu negara penghasil mutiara terbesar di dunia. Menurut data KKP tahun 2011, produksi South Sea Pearl Indonesia mencapai 53% dari produksi South Sea Pearl dunia. Namun, nilai perdagangan mutiara Indonesia di dunia hanya mencapai $ 31,8 juta, kalah jauh dibanding perdagangan mutiara dunia yang mencapai $ 1,5 milyar Kominfonewscenter. Huhuhuhu, jauh banget ga sih njomplangnya? Peta Bisnis Indonesian South Sea Pearls sumber Instagram Indonesianpearlfestival2016 Negara Indonesia merupakan penghasil mutiara terbesar jenis South Sea Pearl, tapi, kenapa pula penjualannya kalah jauh dibanding negara-negara lain? Apa yang salah? Potensi Bisnis Indonesian South Sea Pearls sumber Instagram Indonesianpearlfestival2016 Salah mutiaranya? Salah penjualannya? Atau salah penanganannya? Entahlah. Mulai dari mana mengurai benang kusut ini. Secara jumlah produksi memang Indonesia udah oke banget. Apalagi mutiara yang dihasilkan Indonesia merupakan jenis mutiara yang terbaik, South Sea Pearl! South Sea Pearl merupakan ratunya mutiara. Salah satu mutiara yang dihasilkan dari kerang tiram mutiara terbesar di dunia, Pinctada Maxima. Mutiara yang dihasilkan oleh kerang jenis ini mempunyai lapisan yang tebal dan permukaan yang berkilau indah. Ukurannya bisa mencapai 22mm. Golden South Sea Pearl sumber Sayangnya, walau merupakan penghasil mutiara terbesar dan terbaik dunia, kualitas produksi mutiara Indonesia masih kalah jauh dibanding negara lain. Kalah jauh dibanding Australia yang juga salah satu negara penghasil South Sea Pearl. Lucunya, gaung Indonesian South Sea Pearl ini kurang terdengar di dalam negeri sendiri. Menurut Joseph Taylor, ahli biota laut asal Australia, orang Indonesia sendiri justru banyak yang ga tahu kalau kualitas Indonesian South Sea Pearl itu bagus. Yang lebih lucu lagi, mutiara yang banyak beredar di Indonesia justru jenis Chinese Fresh Water Pearl, mutiara air tawar yang ilegal CNN Indonesia. Ya, hal itu bisa saja terjadi karena mutiara tersebut merupakan jenis yang kualitasnya rendah dan harganya pun lebih murah. Mungkin orang Indonesia masih mikir-mikir ya beli sebutir mutiara laut asli seharga 5-10 juta tergantung kualitasnya. Padahal mereka belum tahu bagaimana proses terbentuknya mutiara South Sea Pearl dan mengapa harganya bisa sampai begitu mahal. Gaung kehebatan si mutiara ini justru terdengar di luar negeri. Ibu Susi bercerita kalau baru tahu bahwa mutiara Indonesia itu bagus justru dari koleganya di luar negeri. "Buy Indonesian Pearl", kata si kolega. Bisa jadi pasar luar memang kuat daya belinya plus cukup tinggi penghargaannya terhadap perhiasan berjenis mutiara. Saking bagusnya kualitas Indonesian South Sea Pearl, mutiara ini banyak yang diselundupkan KKP. Bahkan banyak juga pedagang dunia yang secara curang mengklaim mutiara tersebut sebagai produksi negaranya, hiks. Tugas besar kita nih, bantu branding Indonesian South Sea Pearl dan bantu perdagangan mutiara ini agar makin mendunia. Jangan sampai deh ada klaim mengklaim lagi soal mutiara yang satu ini. Bagaimana Proses Produksi Indonesian South Sea Pearl? Seperti yang sudah saya sebut di atas, Indonesian South Sea Pearl diproduksi oleh kerang tiram bernama Pinctada Maxima. Kerang jenis ini umumnya ada di dasar laut dalam. Beberapa laut dalam Indonesia banyak mempunyai jenis kerang penghasil mutiara ini. Mulai Raja Ampat Papua Barat, Lombok NTB, sampai Sumatera Lampung. Indonesian South Sea Pearl yang asli diproduksi secara alami melalui proses alam. Masuknya benda asing, biasanya berupa pasir laut atau benda asing lain, menyelip ke dalam cangkang kerang. Secara alami kerang akan membuat perlindungan dengan membuat lapisan-lapisan lendir nacre yang akan menentukan besar kecilnya mutiara. Berapa lama proses itu terjadi hingga mutiara bisa dipanen? 4 tahun! Yap, teman-teman tidak salah baca. Masa panen Indonesian South Sea Pearl ini memang lama. Dibutuhkan waktu paling tidak 4 tahun hingga mutiara South Sea Pearl bisa dipanen. Ga heran kan kalau harganya mahal? Itu pun, setelah masa panen yang sekian lama, tak semua kerang kemudian menjadi layak jual dengan harga tinggi. Ada standar-standar internasional yang harus dipenuhi agar harganya meningkat. Mulai dari kilaunya jika dilihat ke cahaya atau sinar matahari, bentuknya bulat sempurna atau mencong-mencong, lapisan warnanya pinkish akan lebih baik, permukaannya halus atau bergeronjal, sampai ukurannya standar 9-22mm. Ga mudah ya? So, guys, ga heran kan kalau mutiara asli Indonesia ini bisa mahal? Trus gimana donk bisa tahu kualitas mutiara Indonesia yang bagus itu yang seperti apa? Bagaimana membedakan mutiara yang asli dan palsu? Ssttt, nanti pada 6th Indonesian Pearl Festival di Lippo Kemang Village Jakarta, 9-13 November 2016, akan ada coaching clinic lho. Bagaimana mengenali mutiara asli Indonesia? Simak tipsnya pada acara tersebut ya. Akan ada pameran, lelang, plus edukasi tentang Indonesian South Sea Pearl ini. Datang ya. Souvenir Indonesia Salah satu daerah penghasil Indonesia South Sea Pearl yang terkenal adalah Lombok. So, tak heran jika salah satu oleh-oleh khas Lombok adalah mutiara. Nah, kalau teman-teman mampir ke Lombok, jangan lupa ya berburu mutiara asli Indonesia ini. Mulai perhiasan gelang, liontin, kalung, cincin, anting, dsb sampai kerajinan. Berbagai perhiasan ini sungguh menarik dan memikat hati. Tinggal menaikkan gengsinya aja agar pangsa pasar Indonesia maki yakin dan maki menghargainya. Salah satu contoh Cincin Mutiara Laut Lombok sumber Siapa lagi sih yang bisa bangga sama hasil bangsa sendiri kalau bukan rakyatnya? Yuk, perkenalkan keindahan mutiara asli Indonesia. Perkenalkan souvenir Indonesia, Indonesian South Sea Pearl. Mari bantu petani mutiara lebih sejahtera hidupnya. Bantu mereka branding dan memperbaiki strategi penjualan plus kualitas produksinya. KKP sudah membantu, kita pun bisa membantu. Ya kan? Apa ya yang bisa dilakukan agar mutiara Indonesia makin dikenal dan makin tinggi nilai jualnya? Any Idea? Sumber data 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Thisis a list of festival-related list articles on Wikipedia. A festival is an event ordinarily staged by a community, centering on and celebrating some unique aspect of that community and its traditions, often marked as a local or national holiday, mela, or eid.A festival is a special occasion of feasting or celebration, usually with a religious focus.
17Likes, 0 Comments - Indonesian Pearl Festival 2019 (@indonesiapearlfestival) on Instagram: "Indonesian Pearl Festival. The One and Only Annual South Sea Pearl Festival in Indonesia. Lippo"
Bagiyang gemar mutiara datanglah ke Lombok Sumbawa Pearl Festival Pasalnya dihadirkan jutaan mutiara yang siap mencerahkan mata Anda - Travel - okezone travel